Ide + Dream + Hope

Tuesday, July 03, 2007

Pengemis di Jembatan Penyeberangan

Tiap hari kulihat dia duduk. Sendiri, sore hari. Mungkin sedari siang di situ, menyapu jembatan, dan duduk menunggu. Menunggu orang lewat yang mau berbaik hatio memberikan sedikit uang.

sedikit, dia tak minta banyak. hanya untuk makan. tak mungkin kan meminta untuk beli HP baru, kamera digital, apalagi untuk beli mobil.

pengemis itu, dengan kaki cacat, sepertinya terkena folio, tubuh kecil, pendek. namun ramah, sellau tersenyum dan menyapa pada orang yang lewat. entah keramahan biar di beri atau memang dia ramah.

pernah hari mau turun hujan. dia ternyata tidak pergi. hanya bertutpkan platik bening, yang transparan, danpatilah juga dingin. dia bertahan. dan hujan. aku kok kasihan, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa, selain sekedar memberi sedikit, itu juga kadang-kadang.

pernah jam sembilan malam saya lewat di jembatan itu, dia masih di sana, tiduran berselimut plastik seperti yang kulihat dipakai waktu hujan. berarti dia tidur di situ, di jembatan penyeberangan, dengan ribuan kendaraan melintas di bawahnya, dengan mengepul melaluinya, dengan alas dan selimut seadanya, juga dengan makan ala kadarnya.

bagimana kalau anda yang mengalaminya?

1 comment:

@_T!ka said...

Iya, terkadang kita berpikir untuk menolong orang-orang yang kurang mampu. Tapi, apa daya. Kita mungkin hanya bisa memberi sedikit yang kita punyai. Namun, paling tidak dapat membuatnya bahagia walaupun sedikit.

Saya rasa pemerintah pun wajib menampung para pengemis di suatu tempat. Bukankah fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh pemerintah?

Saya membayangkan jika saya hidup sepertinya. Rasa lapar,haus,kedinginan,dan sakit menjadi satu tanpa seorang pun yang perduli. Maka dari itu, alangkah buruknya orang yang tidak mau bersyukur atas apa yang diberi oleh Yang Maha Kuasa.