Tiap hari kulihat dia duduk. Sendiri, sore hari. Mungkin sedari siang di situ, menyapu jembatan, dan duduk menunggu. Menunggu orang lewat yang mau berbaik hatio memberikan sedikit uang.
sedikit, dia tak minta banyak. hanya untuk makan. tak mungkin kan meminta untuk beli HP baru, kamera digital, apalagi untuk beli mobil.
pengemis itu, dengan kaki cacat, sepertinya terkena folio, tubuh kecil, pendek. namun ramah, sellau tersenyum dan menyapa pada orang yang lewat. entah keramahan biar di beri atau memang dia ramah.
pernah hari mau turun hujan. dia ternyata tidak pergi. hanya bertutpkan platik bening, yang transparan, danpatilah juga dingin. dia bertahan. dan hujan. aku kok kasihan, tapi aku tak bisa berbuat apa-apa, selain sekedar memberi sedikit, itu juga kadang-kadang.
pernah jam sembilan malam saya lewat di jembatan itu, dia masih di sana, tiduran berselimut plastik seperti yang kulihat dipakai waktu hujan. berarti dia tidur di situ, di jembatan penyeberangan, dengan ribuan kendaraan melintas di bawahnya, dengan mengepul melaluinya, dengan alas dan selimut seadanya, juga dengan makan ala kadarnya.
bagimana kalau anda yang mengalaminya?