Ide + Dream + Hope

Wednesday, May 03, 2006

Demo Buruh, Rame Bener ya?

11.12

mengapa waktunya bertepatan, isu revisi UU Ketenagakerjaan menjelang 1 mei, yang oleh kalangan buruh internasional diperingati sebagai hari buruh. tak seperti peringatan tahun-tahun yang lalu yang realtif sepi, tahun ini seperti mendapat pemantik peringatan hari buruh sedunia berlangsng meriah, bahkan pabas.

tema utama tetap, perbaikan kesejahteraan buruh. UU ketenaga kerjaan yang lama, yang sebenarnya juga belum memihak buruh, harus dipertahankan, daripada direvisi yang arahnya semakin tak memihak buruh. sperti mepertahankan akar, bukan rotan, daripada tak dapat apa-apa. 1 mei kemarin, dan beberapa waktu lalu, dan puncaknya rabu (3/04) kemarin, ratusan ribu buruh memadati jalanan depan gedung DPR/MPR RI.

praktis, seluruh (empat ruas) jalan depan gedung itu dipadati massa demonstran. saking banyaknya, mereka memakan tempat dari palmerah sampai jembatan senayan (taman ria). daripagi (jam 9.00) samai akhirnya dipaksa bubar oleh aparat sekitar pukul 17.00.

demo terbesar, sepertinya, semenjak kejatuhan suharto. apalagi yang dituju adalah objek vital negara, gedung DPR/MPR RI, tempat wakil rakyat yang terhormat berkantor, tempat impian dan harapan jutaan rakyat Indonesia di amanatkan.

Aksi demonstrasi buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) di depan gedung DPR/MPR itu telah memacetkan jalan tol. Mereka brdatangan menggunakan truk dan bus dengan muatan penuh. akibatnya, jalan tol dari kuningan sampai tomang ditutup untuk memberi jalan kepada massa yang akan menuju gedung DPR/MPR.

Arus kendaraan dari Grogol dialihkan kembali menuju Tanjung Priok, sedangkan arus kendaraan menuju Tol Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dan Ancol, Jakarta Utara, macet total.

Aksi sendiri berlangsung panas. wajar, mereka dari jam 9 dijemur panas, apalagi respon dari anggota dewan sangat lamban. beberapa utusan dari KSPSI sudah melakukan dialog, diterima komisi IX, namun massa rupanya tak sabar. aksi provokasi pun berjalan. dimulai dengan lemparan botol air mineral, kayu, batu, pot bunga, patung.

massa semakin beringas, barikade aparat keamanan didepan pagar tak mampu menahan, akhirnya mereka ditarik kedalam. massa semakin tak terkendali, menggoyang pagar yang dibangun dnegan dana hampir 2 M. mungkin karena strukturnya asal-asalan atau memang masa yang emosi, pagar tengah jebol.

dan terjadilah peristiwa susulan, tembakan gas air mata, tembakan water canon, dan lemparan batu, perusakan halte, dan pemkaran ban-ban. heroik (atau dramatis?). ditantang ya semakin panas, gas air mata memang sempat menyurutkan demonstran, namun bukan mengalah, tapi semakin marah. (lihatlah hasilnya, porak-poranda).

mengapa harus marah-marah, tak adakah jalan damai? memang bagi yang tak mengalami bisa dengan mudah menyalahkan, demo kok anarkis. tapi mungkin itu satu-satunya jalan biar suara mereka didengarkan pemerintah dan DPR yang sudah semakin tuli. kalau tak ada 'rame-rame' munmgkin tak akan digubris.

dengan kedatangan wakil ketua DPR, zaenal Ma'arif, yang katanya mau mundur setelah gagal di PBR, sedikit menenagkan massa, dengan janji tidak akan merevisi UU tersebut. tapi mana agung laksono, mana muhaimin, mana yang lain? sepertinya mereka tak berani turun. atau tak tahu ya?

pemerintah sejaun ini memang ngotot merevisi UU yang idanggap merugikan pengusaha. dengan merevisi UU yang menguntungkan pengusaha, berati semakin merugikan pekerja, diharapkan investor asing akan menanamkan modalnya di Indonesia. berarti lapangan kerja akan banyak. sebuah cita-cita mulia ya. tapi pemerintah belum bisa menciptakan iklim usaha yang menguntungkan keduanya, sekaligus menarik investasi. mungkin sulit ya? apalagi menguntungkan pekerja, darimana mereka membayar ongkos membuat UU nya. beda kalau membuat UU yang menguntungkan pengusaha, khabarnya, aliran dana segar akan banyak dikucurkan. uang, banyak dicari uang lho.

tapi, mereka memang perlu rekreasi. minimal dengan ikut demo, melepaskan sejenak rutinitas kerja yang sering menjemukan. menemukan spirit baru, mungkin pemberontakan. walaupun sekembalnya kerja, tak tahu, apakah akan ada sanksi dipecat atau tidak. ini tugas SPSI, melakukan advokasi.

yang jelas, maju terus, perjuangkan hak kalian, kalau tidak berjuang sendiri, siapa lagi? semoga UU tak hanya batal direvisi, tapi diganti dengan UU yang lebih baik, lebih memihak pekerja. tapi mungkinkah?

semoga berhasil ya.

No comments: